Kompres seharusnya kompres panas atau kompres dingin? Pertanyaan ini sepele perdebatan tidak pernah selesai, masing-masing pihak punya argumen sendiri
Dari pihak pro kompres dingin :
Bukankah kalor (panas) mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Dengan demikian maka kompres yang digunakan adalah kompres dingin. Pemakaian kompres panas bisa jadi justru meningkatkan suhu tubuh penderita.
Dari pihak pro kompres panas :
Tidak sesederhana itu. Demam yang timbul pada tubuh ini disebabkan oleh zat pyrogen yang dikeluarkan kuman dan virus yang menaikan set point tubuh pada hipotalamus. Dengan naiknya set point ini, Thermoregulasi tubuh akan kacau dan tubuh akan terasa kedinginan walaupun suhu tubuh anda panas?
Sebenarnya cara mana yang diakui di dunia medis?
Di dunia medis, penganut pro kompres panas jauh lebih banyak, secara teoritis dan berdasar pengalaman kritis, kompres panas memang memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Sekarang mari kita simak mengapa kompres panas lebih baik.
Pertama, suhu panas dari kompres tersebut akan mempengaruhi Hipotalamus yang merupakan pengatur suhu tubuh untuk menurunkan set point nya. Dengan diturunkannya set point tersebut, tubuh menjadi berkeringat dan suhu tubuh akan normal kembali..
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkompres.
1. Suhu kompres antara 40-50*, bila anda sulit mengukurnya, cobakan pada dahi anda terlebih dahulu. Jangan sampai terlalu panas
2. Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan sampai terlalu basah
3. Lama kompres sekitar 15 menit dan dapat diperpanjang.
Note :
- Kompres adalah salah satu metode menurunkan panas, bukan satu-satunya. Seringkali kompres juga harus dibantu dengan obat-obat antipiretik
- Yang dibahas dalam artikel ini adalah kompres untuk demam, bukan kompres untuk nyeri atau cidera otot
Posting Komentar